Mahasiswi Ubaya Racik Kopi Jadi Minuman Pro-Biotik

Mahasiswi Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), Cecilia Hariyanto, menemukan racikan kopi arabika dengan jamur kombucha coffee menjadi minuman kesehatan yakni kopi pro-biotik yang bermanfaat untuk kesehatan.

"Racikan itu bermanfaat, karena ada kandungan asam asetat, asamalat, asam oksidan, dan asam amino yang penting untuk kesehatan tubuh. Racikan kombucha coffee itu belum ada, tapi kalau kombucha tea sudah ada," katanya di Surabaya.

Didampingi Wakil Dekan Fakultas Teknobiologi Ubaya, Tjie Kok MS.Apt., yang juga penguji, mahasiswi program studi biologi yang meraih nilai A untuk karya tugas akhir (TA) itu, menjelaskan asam asetat bermanfaat untuk menghambat bakteri di dalam tubuh.

"Untuk asamalat bermanfaat sebagai detoksifikasi atau antiracun, asam oksidan bermanfaat untuk mendukung sel dalam memproduksi energi, dan asam amino berfungsi sebagai antibodi yang memperbaiki jaringan tubuh. Kandungan asam oksidan kopi juga lebih besar yakni 28%, sedangkan teh hanya 23%," paparnya.

Illustrasi gambar diambil dari vtemplateblog.blogspot.com
Ditanya alasan memilih kopi arabika dan bukan kopi robusta atau jenis lainnya, mahasiswi angkatan 2007 yang baru saja diwisuda itu menjelaskan, kopi arabika itu memiliki kadar asam rendah dan kafein rendah, sehingga kalau diracik dengan kombucha coffee tidak akan terlalu asam.

"Racikannya melalui proses fregmentasi dengan mendiamkan kombucha coffee yang diberi air kopi selama 5 hari, kemudian airnya dicampur dengan kopi arabika dengan komposisi 20% air kombucha coffee dan 80% kopi arabika yang sudah dicampuri gula secukupnya," tutur alumni SMA St. Carolus Surabaya itu.

Mengenai proses fregmentasi selama 5 hari, putri pertama dari 3 bersaudara, pasangan Eko Hariyanto-Indah Juwita itu mengatakan hal itu didasarkan survei terhadap 30-an mahasiswa Ubaya untuk minuman pro-biotik kombucha coffee itu yang mencatat 70% menyukai minuman kesehatan dengan proses fregmentasi selama 5 hari.

"Rekan-rekan saya bilang kalau kurang dari 5 hari tidak enak rasanya, sedangkan kalau lebih dari 5 hari akan terlalu asam," kata penulis skripsi bertajuk 'Pengaruh Variasi Konsentrasi Sumber Karbon Sukrosa dan Lama Waktu Fermentasi Terhadap Proses dan Produk Fermentasi Kombucha Coffee' itu.

Menanggapi hal itu, penguji Cecilia, Tjie Kok MS.Apt., menilai inovasi Cecilia yang menemukan fregmentasi 5 hari dengan komposisi 20%:80% itu menarik dan inovatif, karena racikan itu dapat menjadi diversifikasi produk pangan untuk memberi nilai gizi yang baik melalui minuman kesehatan (pro-biotik).

"Inovasi itu bisa dikembangkan lebih lanjut, termasuk untuk kepentingan bisnis. Itu mirip yoghurt yang terbuat dari susu, tapi minuman kesehatan kali ini justru dari kopi. Mahasiswa kami juga banyak yang meracik yoghurt buah dan tempe aneka rasa yang dicampur dengan ketela," katanya.
Disunting dari republika.co.id