"Saya lebih suka kopi bercampur susu, lebih gimana gitu... Enak aja sih."
"Kopi? Yang hitam kental itu? Wah setiap hari saya meminumnya!"
"Wah nggak deh, nggak baik untuk maag dan kesehatan saya."
"Kopi sachet-an saja! Gak ada waktu untuk meramu kopi sendiri. Jadi biar cepat dan gampang, saya minum yang sudah diracik oleh pabrik saja."
Pernah mendengar beberapa kalimat di atas ketika menanyakan seseorang tentang kebiasaan mereka minum kopi? Dari sekian banyak jawaban yang pernah Anda dengar, semuanya tergantung pada pengetahuan, informasi (termasuk yang simpang-siur tak jelas), dan pengalaman pribadi dari pemberi jawaban.
Tapi tahukah Anda, ada beberapa hal mendasar yang perlu kita tahu tentang kebiasaan mengkonsumsi kopi? Setelah membacanya, silakan tentukan sendiri mana yang baik untuk Anda dan mana yang harus dihindari. Lebih tepatnya apakah Anda bisa menjalankan tips ini atau tidak. Check it out!
![]() |
Illustrasi gambar di ambil dari penikmatkopi.blogspot.com |
- Dosis
Belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg kafein (sekitar 1-3 cangkir kopi sehari) tidak akan memberikan efek negatif pada kebanyakan orang sehat (kondisinya berbeda lagi jika Anda punya sakit yang pantang minum kopi. Tidak ada tidak tahu berapa-nya, karena itu tergantung kondisi tiap orang, tanyakan pada dokter Anda).
Atur dosis kopi yang akan diminum, karena setiap orang punya batas tersendiri ketika mengkonsumsi kopi. Untuk itu sebaiknya Anda mulai mencari tahu berapa kandungan kafein dalam kopi yang Anda konsumsi.
Informasi lain berdasarkan sejumlah penelitian adalah kopi decaf atau kopi tanpa kafein itu baik untuk mereka yang mengalami obesitas, karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol 'baik') sekitar 50%. Sebaliknya bagi mereka yang tidak menderita obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini.
- Sinyal Bahaya
Kadang setelah meminum kopi kita merasakan kenikmatannya, namun sering kali juga diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Perlu kita kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti. Sinyal itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah).
Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami caffeine withdrawal yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat kafein dosis baru.
- Dengarkan Respon Tubuh
Satu orang satu keadaan. Ini artinya tiap orang memiliki batasan sendiri dalam mengkonsumsi kafein. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan kuantitas yang sama. Ada yang setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam. Tapi sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi.
Jadi, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri. Jangan menyamaratakan kondisi anda dengan orang lain atau sebaliknya!
- Kenali Kandungan Kafein
Ada baiknya kita mengetahui kandungan kafein dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung kafein sehingga merasakan efek buruk kopi. Hal ini akan membuat kita merasa kopi 'jahat' bagi tubuh kita, padahal sebenarnya kita yang tidak tahu berapa batasnya. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan kandungan kafein misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.
Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan kafein dalam kopi. Contohnya, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg kafein dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.
- Coffee Mix
Sebanyak lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Jangan khawatir, kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte.
Di sisi lain, campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama untuk orang dengan gangguan hati. Campuran kopi dengan creamer juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Kafein juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Cukup banyak orang yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Ehm, jangan salah, peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi.
- Kelompok Anti-Kopi
Perhatikan, mungkin anda ada pada kelompok ini. Karena kelompok berikut disarankan menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Jika anda sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!
- Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan anda. Dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, semakin baik untuk penanganan selanjutnya. Termasuk mengubah kebiasaan anda minum kopi.
Disunting dari goorme.com