'Cerita Segelas Kopi' Ala Melanie Subono

Rilisnya buku terbaru yang merupakan kumpulan tulisannya di blog dan Twitter
Secangkir kopi tidak pernah cukup menemani Melanie Subono berbagi cerita. Tapi mungkin Cerita Segelas Kopi dari Melanie mampu memotivasi Anda untuk lebih bangga pada diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Sejak beberapa tahun belakangan, Melanie memanfaatkan dunia maya seperti blog dan Twitter untuk memberikan kata-kata penuh motivasi. Cara bertutur Mel yang lugas bahkan cenderung "tanpa saringan" sedikit banyak telah menyentil cara berpikiran masyarakat.

Melanie pun tergerak untuk meraup lingkup yang lebih luas lagi. Ia membukukan tulisan-tulisannya yang sebelumnya hanya terpublikasi di blog dan sekali lewat di Twitter.

"Semua yang ada di sini gue tuangkan tanpa kata-kata yang harus disensor atau gue saring. Karena ini memang adanya gue. Dan gue bersyukur dipercaya untuk memberikan motivasi," ujar Melanie dalam acara rilis buku di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (5/12).

Di bawah penerbit PT Mizan Publika, kisah Melanie dirangkum dalam 220 halaman. Dibanding dengan dua buku sebelumnya, Melanie mengaku karyanya kali ini lebih mengajak pembaca untuk berpikir, bukan tertawa. Meskipun, dijamin Anda masih akan senyum-senyum sendiri menyadari Melanie menuliskan pengalaman yang ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman yang seharusnya membuat siapapun yang mendengarnya bisa mengambil hikmah positif dari hal tersebut.

"Gue pengen bikin orang ngelihat dan sadar bahwa semua yang kita punya itu sangat cantik dan hebat. Kadang butuh orang lain untuk menyadarkan apa yang kita punya," jelasnya.

"Kalau besok gue mati, gue mau diingat sebagai apa?"
Melanie Subono sepertinya tak puas menyampaikan isi hati lewat lirik lagu dan dua buku terdahulu. Kini, ia kembali mencurahkan isi hatinya lewat sebuah novel berjudul 'Cerita Segelas Kopi'. 

"Berbagi cerita dan pengalaman tentang hidup, cinta dan kehilangan dan gue tulis di sini agar orang bisa tahu semua orang punya masalah dan elo nggak boleh menyerah. Buku ini lebih kesharing sih," ujar Melanie ditemui di Grand Indonesia, Senin, 5 Desember 2011. 

Melanie mengaku proses pengerjaan novel ini terbilang singkat. Pasalnya, ia menulis sesuai dengan suasana hatinya. Dalam novel setebal 220 halaman ini, Melanie ingin memotivasi generasi muda Indonesia agar menyadari potensi diri dan mensyukuri apa yang terjadi didalam hidup. 

"Buku ini dimulai karena ada wartawaninfotainment tanya ke gue, 'Kalau besok gue mati, gue mau diingat sebagai apa', Di situ gue pertama kali nggak punya jawaban dan guepikir apa yang selama ini gue cari. Di sini semuanya gue buka," ucapnya. 

Melanie divonis mengidap penyakit tumor dan sampai sekarang ia masih menjalani perawatan medis. Dikemas dengan gaya bahasa yang ringan dan tidak menggurui, Melanie menghasilkan tulisan yang cerdas, kritis, dan mampu memberikan motivasi untuk mensyukuri masalah dalam kehidupan ini. 

"Elo diciptakan seperti sekarang ini, maksimalkan. Berbahagialah apa yang sudah elo dapat," katanya. 
Disunting dari showbiz.vivanews.com